the fantastic four

the fantastic four
"cogito ergo sum"

Senin, 06 Desember 2010

Teologi Paulus

Pembedaan Roh:
Sebuah Usaha untuk Mencapai Kedewasaan Kristiani
Oleh: Ditia Prabowo
NIM: 07.09042.000022


Pengantar
Dewasa ini, di antara orang kristen, berbicara mengenai pembedaan roh agaknya masih menjadi hal yang asing. Ada pandangan bahwa membedakan roh merupakan sesuatu hal khusus, yang hanya dilakukan oleh mereka yang memiliki pengetahuan serta kemampuan lebih dalam hidup rohani.
Selain pandangan tersebut, ada hal lain yang dapat menimbulkan kesalah pahaman dalam mengerti pembedaan roh ini. Hal itu adalah bahwa pembedaan roh itu hanya dilakukan pada saat kita mengalami saat-saat kritis saja. Misalnya saat kita menghadapi krisis iman, kita merasa jauh dari Tuhan, kita baru mulai merefleksikan hidup kita. Dengan kata lain pembedaan roh semacam ini hanya digunakan sebagai alat pemecah masalah. Memang benar, bahwa melalui pembedaan roh kita dapat melihat persoalan-persoalan hidup menjadi lebih jelas. Namun, pembedaan roh ini sebenarnya bukan pertama-tama ditujukan untuk itu. Pembedaan roh itu sebenarnya harus ada dalam setiap pilihan-pilihan hidup kita sehari-hari.
Setiap hari kita memiliki serta membuat pilihan-pilihan atas hidup kita. Secara sadar atau tidak, hidup kita selalu dihadapkan pada pilihan. Sebagai contoh, kita akan memilih melakukan hal yang baik atau hal yang buruk, atau membicarakan hal yang berguna atau yang merugikan orang lain, atau berpikir positif atau berpikir negatif. Pada ahkirnya, pilihan-pilihan kita itu merupakan pilihan-pilihan memihak dan tidak memihak Allah, atau pro Allah atau kontra dengan Kerajaan Allah.
Dalam pembahasan antropologi kristiani, kita telah melihat beberapa hal mengenai proses kedewasaan rohani sebagai orang kristen. Usaha ini merupakan sebuah usaha untuk bersatu dalam Kristus dalam persekutuan bersama Bapa dan Roh kudus. Sehubungan dengan hal ini, salah satu usaha yang dapat dilakukan yaitu dengan pembedaan roh. Dalam kaitannya dengan proses kedewasaan ini, pembedaan roh dapat diartikan sebagai usaha memahami kehendak Allah. Sebagai seorang kristiani yang dewasa, kita juga dituntut untuk semakin mengenal serta memahami kehendak Allah ini dalam hidup kita.
Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk memaparkan pembedaan roh secara mendalam. Penulis hanya ingin menampilkan kaitan antara pembedaan roh sebagai salah satu cara menuju kedewasaan Kristiani. Kedewasaan kristiani itu sendiri juga dibatasi, yaitu berkaitan dengan bagaimana kita dapat mengenal serta mendalami kehendak Allah. Di sini dibahas mengenai apa itu pembedaan roh, mengapa perlu ada pembedaan roh, serta bagaimana kita dapat bertumbuh dalam karunia pembedaan roh itu, dalam usaha mencapai kedewasaan kristiani. Pembahasan hal ini akan dilihat dalam konteks pengajaran Paulus.

Apa itu Pembedaan Roh?
Pembedaan roh sering disebut juga dengan discermen, yang berasal dalam bahasa Latin, ’’discretio’’ atau ’’discernere’’ yang berarti membagikan, memisahkan satu dari yang lain . Dari kata ini dapat kita tarik secara lurus artinya, yaitu membedakan atau memisahkan roh yang satu dengan roh yang lain.
Dalam diri kita, terlebih dalam batin kita, terdapat dua hal yang mempengaruhi kita secara berlawanan. Dua hal itu adalah pengaruh roh baik dan pengaruh roh jahat . Roh baik itu selalu berasal dari Allah, sedangkan roh jahat itu muncul dari setan. Roh jahat itu muncul menghalangi umat beriman dalam usahanya bersatu dengan Allah. Namun, mengapa roh jahat itu muncul? Roh jahat ini muncul akibat kecenderungan kita sebagai manusia yang rapuh. Dalam hidupnya, manusia memiliki banyak keinginan. Kita juga dikaruniai kehendak bebas untuk menjalankan hidup ini. Namun karena kelemahan kita, kita sering jatuh dalam menggunakan kehendak bebas tersebut. Kita cenderung mengikuti kehendak diri kita sendiri dan mengabaikan kehendak Allah, ’Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat’ (Rm 7:19). Paulus dalam suratnya mengatakan bahwa kita harus berperang melawan roh-roh jahat itu: ’karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara’(Ef 6:12).
Dengan adanya pengaruh-pengaruh tersebut, secara sadar atau tidak sadar, dalam diri kita terdapat pergulatan untuk memilah-milah serta memilih antara pengaruh dari Allah dan pengaruh dari setan. Inilah yang disebut sebagai pembedaan roh. Hal ini merupakan sesuatu yang penting, dimana kita sebagai orang beriman dituntut untuk dapat memahami kehendak Allah dengan lebih tepat. Dengan kata lain karunia pembedaan roh ini dapat memampukan seseorang untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat, yang benar dan yang salah. Tujuan dari karunia ini adalah membawa kita untuk dapat mengerti dan memahami apa yang dikehendaki oleh Allah sendiri.

Mengapa Perlu ada Pembedaan Roh?
Paulus dalam suratnya kepada umat Korintus mengatakan bahwa karunia membedakan roh merupakan sebuah anugerah dari Roh Kudus: “Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh“(1 Kor 12:10). Banyak karunia yang dianugerahkan, tetapi itu semua berasal dari satu Roh yang sama. Karunia ini dibutuhkan untuk membantu orang menilai berbagai macam pikiran serta dorongan yang masuk ke dalam diri seseorang.
Karunia-karunia tersebut, secara khusus karunia pembedaan roh, mengandaikan kehidupan gerejani yang dipenuhi dengan kuasa Ilahi dan manifestasi kehadiran Allah yang memaksa si jahat tampil dari persembunyiannya . Sehingga dalam perkembangan iman seseorang dibutuhkan kepekaan yang semakin tajam akan kehadiran Allah. Dari sini manusia akan tidak mudah terjebak oleh jerat-jerat si jahat dan kecenderungan keliru yang bertentangan dengan kehendak Allah. Dalam pengalaman-pengalaman hidup kita, semakin mendalam hidup rohani seseorang, seringkali kita mengalami godaan-godaan yang semakin halus bahkan seakan-akan terkesan “baik” padahal menjerat dan menggeroti iman. Terlebih lagi, dalam kehidupan zaman sekarang yang penuh dengan segala permasalahannya kita membutuhkan kuasa Allah untuk mengatasinya.
Dalam kesempatan yang sama, Paulus juga menegaskan bahwa anugerah karunia pembedaan roh ini tidak hanya ditujukan untuk kepentingan diri sendiri, tetapi juga bagi kepentingan orang lain, ’tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama’ (1 Kor 12:7).
Karunia pembedaan roh bukanlah sesuatu yang berasal dari diri kita sendiri. Hal ini merupakan sebuah anugerah. Anugerah ini hendaknya kita terima dan kita kembangkan, sehingga kita dapat membedakan gerak mana yang datang dari Allah, mana yang datang dari roh jahat atau dari egoisme sendiri yang membawa kepada dosa. Pertumbuhan dalam Roh menuntut kepekaan yang besar kepada Allah. Hal ini disertai dalam kenyatannya akan selalu diwarnai dengan godaan-godaan yang lebih halus dan semakin canggih pula. Seringkali tidaklah mudah mengetahuinya, Untuk itulah karunia ini sangat dibutuhkan.

Usaha Mencari Kehendak Allah
Dalam hidup beriman, kita diharapkan dapat mengusahakan kedewasaan iman yang kita miliki. Usaha menjadi dewasa di sini bukanlah melulu soal fisik, tetapi ada hal yang harus terus dikembangkan berkaitan dengan iman itu sendiri. Paulus dalam pengajaran maupun tulisan-tulisannya mengemukakan bahwa proses pendewasan diri harus kita dasarkan pada hidup Kristus sendiri. Proses pendewasaan diri dalam Kristus adalah karya rahmat Allah dalam diri manusia. Kedewasaan Kristiani ini pada ahkirnya juga akan bermuara pada keselamatan umat beriman.
Menjadi seorang Kristen berarti hidup dalam Kristus. Hal ini perlu dipupuk terus-menerus dalam setiap pribadi. Inilah yang disebut sebagai proses pendewasaan kristiani. Salah salah satu usaha yang dapat ditempuh untuk mencapai kedewasaan kristiani itu adalah dengan mengenali serta mendalami kehendak Allah yang ada dalam diri kita. Istilah kehendak Allah sering kita gunakan dalam doa-doa, renungan, serta percakapan kita sehari-hari. Misalnya dalam peristiwa kematian yang terjadi secara tiba-tiba, kita sering mengatakan bahwa itu adalah kehendak Allah, semuanya telah diatur Allah bagi kita. Paulus menyatakan kehendak Allah ini sebagai rencana keseluruhan Allah terhadap manusia dan dunia seperti telah dinyatakannya, “Rencana Allah yang akan digenapiNya pada waktuNya untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai kepala segala sesuatu,baik yang di Surga maupun di bumi (Ef1:10).
Kehendak Allah ini juga dapat kita pahami sebagai apa yang pada umumnya dikehendaki Allah dalam diri kita, seperti melakukan yang baik dan menghindari yang jahat, mematuhi perintahNya, hidup dalam kasih dan membangun dunia yang lebih baik. Disinilah kita memerlukan adanya suatu pembedaan roh, sehingga kita dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, apa yang berkenan di hadapan Allah dan apa yang tidak berkenan di hadapan Allah. Tujuan dari pembedaan roh ini adalah untuk mengetahui apa yang diharapkan Allah bagi kita saat ini . Lebih lanjut Paulus menegaskan bahwa sebagai seorang Kristen, kita harus selalu dibimbing oleh Roh Kudus, “semua orang yang dipimpin Roh Allah adalah anak Allah” (Rm 8:14). Dari sini Paulus hendak mengatakan bahwa sebagai orang Kristen kita juga hidup dalam Roh Allah sendiri. Dengan hidup di dalam Roh Allah, berarti kita telah mempunyai senjata iman guna melawan roh-roh jahat yang berlawanan dengan kehendak Allah sendiri. Pilihan serta keputusan untuk memihak Allah dan menghindari yang jahat adalah salah satu bentuk perwujudan dari kedewasaan Kristiani.

Bertumbuh dalam Karunia Roh
Dalam kaitannya dengan usaha mencapai kedewasaan Kristiani, kita dapat mengusahakan beberapa hal agar kita dapat semakin mengenal dan mendalami kehendak Alah dalam diri kita. Apa saja yang perlu dilakukan? Pertama-tama kita dapat melihat relasi kita dengan Tuhan. Kita perlu bertanya bagaimana relasiku selama ini denganNya. Hal ini dapat kita jalin dengan membangun sikap doa yang baik. Ini tidak berarti kita harus berdoa berjam-jam lamanya, paling tidak kita memiliki keteraturan dalam menjalin relasi denganNya. Kedekatan kita dengan Allah akan memampukan kita untuk lebih tajam dalam membedakan dorongan-dorongan yang ada dalam diri kita.
Hal berikutnya yang dapat kita lakukan adalah menyadari hidup kita di tengah-tengah dunia. Kita perlu sadar akan realitas sosial, dunia dan lingkungan tempat kita hidup. Dengan menyadari hal itu, kita akan mampu untuk melihat pengaruh-pengaruh apa dalam masyarakat terhadap diri dan kehidupan kita. Sehingga pada ahkirnya kita juga dapat realistis dalam melihat diri kita.
Selanjutnya, agar kita dapat tumbuh dalam karunia ini, kita juga perlu memupuk kerendahan hati. Ini berarti mencerminkan kebergantungan kita pada Allah dan keterbukaan terhadap Roh KudusNya. Tidak hanya itu, kita diharapkan terus-menerus untuk memiliki kasih persaudaraan. Berkaitan dengan kasih persaudaraan ini, berarti kita haruslah menjadi orang yang lebih berorientasi pada orang lain dari pada terhadap diri sendiri. Hal itu dapat dilakukan dengan saling memaafkan, berbelas kasih dan tidak menghakimi.

Penutup dan Relevansi
Dalam pembahasan di atas, kita mengetahui bahwa pembedaan roh merupakan sebuah karunia yang diberikan kepada kita. Karunia ini kita terima untuk membantu kita melihat serta mendalami kehendak Allah dalam diri kita. Kita harus terus mengusahakannya, agar kita semakin dapat bersatu dalam Roh Allah yang telah mengaruniakan rohNya kepada kita. Bila kita terus menumbuhkan karunia ini, kita dapat melihat apakah pilihan serta keputusan kita berasal dari roh baik atau roph jahat. Hal itu dapat dilihat dapat dilihat dari buah-buah Roh yang dihasilkan, serta dari perbuatan konkret kita sehari-hari, “ Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,kelemahlembutan, penguasaan diri“ (Gal 5:22-23).
Bagi kita, umat kristen, pembedaan roh ini memiliki arti penting, terlebih bagi pengenalan kita akan kehendak Allah. Hal ini berguna bagi kita untuk menentukan apakah kita akan berpihak kepada Allah atau menghindariNya. Berkaitan dengan ini kita dapat menarik relevansi yang berguna bagi kehidupan kita, terlebih dalam usaha mencapai kedewasaan Kristiani. Berikut akan diberikan beberapa relevansi dari karunia pembedaan roh ini.
 Bagi para rohaniwan/rohaniwati
Pola-pola hidup yang teratur dan tetap dalam biara atau komonitas dapat membantu bagi orang yang baru mengenal karya Allah. Belum tentu orang yang hidup rohaninya baik akan dapat melakukan pembedaan roh dengan lebih mudah. Orang yang hidup rohaninya sudah berkembang juga membutuhkan discerment terus-menerus, karena godaan-godaan semakin banyak dalam hidup yang teratur seperti itu. Oleh karena itu, walaupun para biarawan rohaniwan telah merasa hidup rohaninya baik, ia tidak boleh melupakan karunia roh ini, dan harus diusahakan terus menerus selama hidup bakti. Selain itu, karunia ini juga dapat digunakan oleh para rohaniwan/rohaniwati dalam memberikan masukan atau bimbingan rohani. Hal ini dimaksudkan bahwa pembedaan roh ini tidak hanya untuk diri sendiri melainkan juga dapat membawa sesama kepada persatuan dengan Roh Allah sendiri.

 Bagi umat Kristiani
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu dihadapkan akan pilihan-pilihan hidup. Sebagai orang Kristen, diharapkan dapat dengan dewasa memilih dengan baik, sesuai dengan kehendak Allah. Seringkali kita sebagai umat kristen juga jatuh dalam pencarian jalan pintas untuk lari dari persoalan hidup yang tidak menyenangkan. Kita diajak untuk tidak lari dan menghindar, diajak untuk melihat kembali, memilah-milah kembali gerakan batin yang timbul. Untuk mengetahui apa itu kehendak Allah serta bagaimana kehendak itu kita rasakan dapat dilakukan dengan pembedaan Roh ini.















Daftar Pustaka

 Isharianto, Rafael, Santo Paulus: Figur, Karya dan Relevansinya Bagi Gereja Indonesia: Tantangan Hidup Religius di Indonesia Kini, Malang: STFT Widya Sasana, 2003.

 Pai, Rex A., SJ, Discerment: A Way Of Lifet, Medan: Penerbit Bina Media, 2002.

Tidak ada komentar: